Rabu, 27 Agustus 2014

Cerpen hidup



TAK SEINDAH MIMPI




            Senja itu telah berlalu,tetapi aku masih menunggu sosok yang selama ini aku rindukan. Aku pandangi  jalan yang tak berujung. Namun tak jua aku dapati apa yang aku tunggu-tunggu selama ini. Hingga senja merabat tua,aku belum juga beranjak. Aku masih berdiri dan mematung, tanpa aku sadari yang aku tunggu-tunggu tak akan kunjung datang. Namun apa yang aku dapati hanyalah tetesan bening,yang mengalir dari sudut mataku.
Disetiap sujud aku selalu berdoa,agar orang yang aku tunggu-tunggu akan segera datang. Dan aku selalu memanjatkan doa-doaku kepada Allah,untuk mama yang selama ini membesarkanku sendirian tanpa seorang ayah. Agar Allah selalu menjaga mama,dan diberi kekuatan. Karena Cuma mama satu-satunya harta yang paling berharga untukku.

***
      Pagi ini aku berangkat ke sekolah. Pagi itu belajar Bahasa Indonesia,yang menceritakan tentang subuah keluarga. Keluarga yang lengkap dan harmonis tentunya.
      Pelajaran Bahasa Indonesia masih teringat olehku,ketika aku berjalan dengan lunglai menuju rumahku. Aku berjalan sambil memandangi rumput-rumput yang bergoyang ditiup angin.
“Sudah pulang,ni?” Tanya mamaku.
“Ya...! Jawabku singkat sambil beranjak ke kamar. Lama aku berkurung di kamarku, sampai waktu sore hari barulah aku temui mamaku.
“Ma,ayah ani ke mana? Pertanyaan itu terlontar begitu saja. Mama heran mendengar pertanyaanku.
“Ayah sedang pergi merantau,nak.” Jawab mamaku lirih. “Mungkin sore ini atau besok ayah akan pulang,” lanjut mamaku lagi. Padahal mamaku sendiri tau bahwa ayah tidak akan pernah pulang,tidak hari ini,besok,ataupun lusa. Dalam hati aku pun bertanya-tanya “Ya allah,kenapa aku tak pernah merasakan kahadiran ayah? Kenapa aku tak pernah merasakan keluarga yang utuh dan harmonis? Kenapa hidup ini tak seindah mimpi-mimpiku?”

***
Setiap saat aku selalu bertanya pada mamaku,tentang ayah.Mungkin mama sudah bosan mendengar petanyaanku.
“Mama,kenapa ayah belum pulang?” Tanyaku untuk yang kesekian kalinya.
“Ayah tidak akan pernah kembali lagi.” Jawab mama singkat.
“Kenapa ma?” tanyaku lagi
“Mama sudah tidak bisa besama dengan ayahmu lagi.” Jawab mama tegas.
Air mataku pun jatuh. Kenapa cerita hidupku sepahit ini. Padahal aku sangat berharap ayah akan datang untukku.
“Ma,kenapa mama bohong?” Tanyaku. “Bukankah,mama pernah berkata, ayah akan pulang. 
Sore ini atau besok ayah akan pulang” lanjutku bertanya lagi. Air mataku pun tak berhenti menetes karrna kekecewaan.
“Bukan maksud mama membuat mu terluka,nak.” Jawab mama. “mama,cuma tidak ingin kamu bersedih tentang semua ini.” Lanjut mamaku lagi.

         Seruan azan dari masjid pun terdengar. Aku berusaha khusyuk disetiap sujudku. Hingga sujud terakhir,air mata pun berderai membasahi pipiku. Aku angkat kedua telapak tanganku. Aku panjatkan doa-doaku kepada allah. “Ya Allah, aku rela jika tak mempunyai ayah. Aku rela jika hidupku penuh dengan air mata. Namun jaga selalu mamaku,karna Cuma mama yang saat ini menjadi harta yang paling berharga disepanjang hidupku.”

***
         Pagi ini,aku telah berada di taman milikku di belakang rumah. Untuk menunggu ayahku,yangku sadari ayah tak akan kunjung datang. Setiap hari aku mendatangi taman itu untuk menunggu kedatangan lelaki yang hanya menjadi mimpi-mimpiku. Selama ini aku menjalani hari-hariku dengan hayalan ayahku akan kembali pulang.
“Ayaaah...!” Teriakku tiba-tiba. Sebuah taman yang menjadi saksi bisu disaat-saat aku teringat dengan sosok ayah yang diceritakan mamaku.
          Akhirnya aku pulang dengan gontai. Mama masih terdiam di atas lantai yang beralaskan tikar pandan.
“Mama,aku sayang mama.” Kataku sambil memeluknya.
“Mama juga menyanyangi mu,nak.” Jawab mama. “Karena cuma kamu satu-satunya harta mama,yang paling berharga dihidup mama.”
 Hari ini aku sangat bahagia. Walaupun aku tak memiliki seorang ayah,tetapi aku masih bisa bersyukur karena Allah masih menitipkan seorang mama untukku.



SELESAI