TAK SEINDAH MIMPI
Senja itu telah berlalu,tetapi aku
masih menunggu sosok yang selama ini aku rindukan. Aku pandangi jalan yang tak berujung. Namun tak jua aku
dapati apa yang aku tunggu-tunggu selama ini. Hingga senja merabat tua,aku belum
juga beranjak. Aku masih berdiri dan mematung, tanpa aku sadari yang aku
tunggu-tunggu tak akan kunjung datang. Namun apa yang aku dapati hanyalah
tetesan bening,yang mengalir dari sudut mataku.
Disetiap
sujud aku selalu berdoa,agar orang yang aku tunggu-tunggu akan segera datang.
Dan aku selalu memanjatkan doa-doaku kepada Allah,untuk mama yang selama ini
membesarkanku sendirian tanpa seorang ayah. Agar Allah selalu menjaga mama,dan
diberi kekuatan. Karena Cuma mama satu-satunya harta yang paling berharga
untukku.
***
Pagi ini aku berangkat ke sekolah. Pagi
itu belajar Bahasa Indonesia,yang menceritakan tentang subuah keluarga.
Keluarga yang lengkap dan harmonis tentunya.
Pelajaran Bahasa Indonesia masih teringat
olehku,ketika aku berjalan dengan lunglai menuju rumahku. Aku berjalan sambil
memandangi rumput-rumput yang bergoyang ditiup angin.
“Sudah
pulang,ni?” Tanya mamaku.
“Ya...!
Jawabku singkat sambil beranjak ke kamar. Lama aku berkurung di kamarku, sampai
waktu sore hari barulah aku temui mamaku.
“Ma,ayah ani
ke mana? Pertanyaan itu terlontar begitu saja. Mama heran mendengar
pertanyaanku.
“Ayah sedang
pergi merantau,nak.” Jawab mamaku lirih. “Mungkin sore ini atau besok ayah akan
pulang,” lanjut mamaku lagi. Padahal mamaku sendiri tau bahwa ayah tidak akan
pernah pulang,tidak hari ini,besok,ataupun lusa. Dalam hati aku pun
bertanya-tanya “Ya allah,kenapa aku tak pernah merasakan
kahadiran ayah? Kenapa aku tak pernah merasakan keluarga yang utuh dan
harmonis? Kenapa hidup ini tak seindah mimpi-mimpiku?”
***
Setiap saat
aku selalu bertanya pada mamaku,tentang ayah.Mungkin mama sudah bosan mendengar
petanyaanku.
“Mama,kenapa
ayah belum pulang?” Tanyaku untuk yang kesekian kalinya.
“Ayah tidak
akan pernah kembali lagi.” Jawab mama singkat.
“Kenapa ma?”
tanyaku lagi
“Mama sudah tidak
bisa besama dengan ayahmu lagi.” Jawab mama tegas.
Air mataku
pun jatuh. Kenapa cerita hidupku sepahit ini. Padahal aku sangat berharap ayah
akan datang untukku.
“Ma,kenapa
mama bohong?” Tanyaku. “Bukankah,mama pernah berkata, ayah akan pulang.
Sore ini
atau besok ayah akan pulang” lanjutku bertanya lagi. Air mataku pun tak
berhenti menetes karrna kekecewaan.
“Bukan
maksud mama membuat mu terluka,nak.” Jawab mama. “mama,cuma tidak ingin kamu
bersedih tentang semua ini.” Lanjut mamaku lagi.
Seruan azan dari masjid pun terdengar.
Aku berusaha khusyuk disetiap sujudku. Hingga sujud terakhir,air mata pun
berderai membasahi pipiku. Aku angkat kedua telapak tanganku. Aku panjatkan
doa-doaku kepada allah. “Ya Allah, aku rela jika tak mempunyai ayah. Aku rela
jika hidupku penuh dengan air mata. Namun jaga selalu mamaku,karna Cuma mama
yang saat ini menjadi harta yang paling berharga disepanjang hidupku.”
***
Pagi ini,aku telah berada di taman
milikku di belakang rumah. Untuk menunggu ayahku,yangku sadari ayah tak akan
kunjung datang. Setiap hari aku mendatangi taman itu untuk menunggu kedatangan
lelaki yang hanya menjadi mimpi-mimpiku. Selama ini aku menjalani hari-hariku
dengan hayalan ayahku akan kembali pulang.
“Ayaaah...!”
Teriakku tiba-tiba. Sebuah taman yang menjadi saksi bisu disaat-saat aku teringat
dengan sosok ayah yang diceritakan mamaku.
Akhirnya aku pulang dengan gontai.
Mama masih terdiam di atas lantai yang beralaskan tikar pandan.
“Mama,aku
sayang mama.” Kataku sambil memeluknya.
“Mama juga
menyanyangi mu,nak.” Jawab mama. “Karena cuma kamu satu-satunya harta mama,yang
paling berharga dihidup mama.”
Hari ini aku sangat bahagia. Walaupun aku tak
memiliki seorang ayah,tetapi aku masih bisa bersyukur karena Allah masih
menitipkan seorang mama untukku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar